Pendidikan adalah proses yang terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Peran guru pun kini tak lagi sekadar mengajar di depan kelas, namun sudah beralih menjadi fasilitator bagi murid dalam proses belajar. Guru dituntut untuk dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif agar murid dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya secara optimal.
Salah satu cara untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif adalah dengan memberi keleluasaan atau kebebasan kepada murid untuk menentukan materi dan cara belajar yang sesuai dengan minat dan gaya belajarnya. Namun, sebelum benar-benar memberi kebebasan penuh kepada murid, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan oleh guru.
Kembangkan Hubungan Positif dengan Murid
Hal pertama yang harus dilakukan guru adalah membangun hubungan yang positif dengan murid. Guru perlu mengenal karakteristik tiap muridnya, memahami kebutuhan belajar mereka, dan membangun rasa percaya diri mereka. Dengan begitu, murid akan merasa nyaman dan termotivasi untuk belajar. Guru juga perlu mendengarkan aspirasi murid tentang cara belajar yang mereka sukai. Dengan hubungan positif ini, guru dan murid dapat bekerja sama secara produktif.
Kembangkan Kemandirian Belajar Murid
Tahap selanjutnya adalah mengembangkan kemandirian belajar pada diri murid. Guru dapat melatih murid untuk belajar secara mandiri dengan memberikan tugas-tugas yang menantang namun tetap terukur. Misalnya, guru meminta murid untuk mencari informasi atau melakukan pengamatan terhadap suatu topik, kemudian merangkumnya dalam bentuk laporan. Melalui tugas ini, murid dilatih untuk aktif mencari sumber belajar, menganalisis, dan menuangkannya dalam tulisan, bukan sekadar menerima pengetahuan dari guru.
Beri Kesempatan untuk Memilih Topik dan Cara Belajar
Ketika kemandirian belajar murid dirasa sudah cukup baik, guru dapat memberikan kebebasan lebih jauh terkait topik dan cara belajar yang ingin mereka lakukan. Misalnya dalam suatu projek kelompok, biarkan murid memilih topik yang mereka minati. Atau, izinkan mereka melakukan observasi lapangan untuk mempelajari topik tersebut, bukan hanya membaca buku teks. Namun tetaplah beri batasan dan bimbingan agar kegiatan belajar murid tetap terarah.
Pantau Proses dan Hasil Belajar Murid
Meski memberi keleluasaan belajar pada murid, guru tetap harus memantau proses dan hasil belajarnya. Misalnya, minta murid membuat jurnal belajar untuk mencatat aktivitas dan perkembangan belajarnya. Secara berkala, lakukan evaluasi untuk mengukur pemahaman murid terhadap materi pelajaran. Beri umpan balik dan bimbingan ketika murid mengalami kesulitan. Dengan cara ini, kebebasan belajar yang diberikan kepada murid tetap berada dalam koridor pencapaian tujuan pembelajaran.
Tingkatkan Kemampuan Belajar Mandiri Murid
Hasil pantauan dan evaluasi dapat menjadi acuan bagi guru untuk meningkatkan kemampuan belajar mandiri pada diri murid. Misalnya, jika hasil evaluasi menunjukkan bahwa murid kesulitan meringkas buku-buku referensi untuk laporan penelitiannya, berikan pelatihan khusus tentang keterampilan meringkas buku. Jadi, kebebasan belajar yang diberikan tidak serta merta tanpa bimbingan sama sekali.
Dorong Partisipasi Aktif dalam Pembelajaran
Cara lain untuk meningkatkan kemampuan belajar mandiri murid adalah mendorong partisipasi aktif mereka dalam pembelajaran kelas. Misalnya saat diskusi kelas tentang suatu topik, jangan mendominasi pembicaraan. Sebaliknya, beri kesempatan lebih banyak bagi murid untuk menyampaikan pandangan dan pertanyaan tentang topik tersebut. Jadikan diskusi sebagai proses kolaboratif bersama murid untuk mengonstruksi pengetahuan, bukan sekadar transfer pengetahuan searah dari guru.
Ciptakan Lingkungan Belajar yang Mendukung
Faktor pendukung lainnya adalah menciptakan lingkungan belajar yang kondusif di kelas maupun di sekolah. Misalnya, lengkapi ruang kelas dengan rak buku dan majalah referensi agar murid dapat mengakses informasi dengan mudah. Sediakan pojok baca di perpustakaan sekolah sehingga murid betah untuk membaca buku. Lengkapi sarana IT untuk mendukung literasi digital pada murid. Dan, pastikan peraturan sekolah mendukung otonomi belajar murid.
Libatkan Orang Tua untuk Memantau Belajar Anak
Untuk memperkuat kemandirian belajar murid, guru perlu melibatkan orang tua. Misalnya, meminta orang tua memantau jurnal belajar yang dibuat anak setiap hari. Atau, meminta orang tua menyediakan waktu khusus agar anak dapat belajar mandiri di rumah, tanpa gangguan. Dengan demikian, kemandirian belajar murid berlangsung tidak hanya di sekolah, tapi juga di rumah.
Beri Teladan sebagai Pembelajar Mandiri
Terakhir, guru juga harus memberi contoh sebagai pembelajar mandiri agar menginspirasi muridnya. Misalnya, guru menunjukkan antusiasmenya untuk terus belajar hal baru sepanjang hayat. Guru juga perlu menunjukkan keterbukaannya untuk belajar dari murid-muridnya. Dengan begitu, semangat belajar mandiri yang dicanangkan guru bukan sekadar wacana, namun benar-benar dicontohkan dalam tindakannya.
Itulah sembilan hal yang dapat dilakukan guru untuk memerdekakan murid dalam belajar. Tentu saja penerapannya memerlukan proses dan ketekunan. Namun bila dilakukan dengan konsisten, upaya ini dapat membentuk murid-murid yang mandiri dan siap menghadapi tantangan di era globalisasi.